Digital Print

12 Februari 2022

Untuk mengenal mesin digital print sebenarnya tidak terlalu sulit karena didalam kehidupan sehari-hari kita sudah berinteraksi dengan mesin tersebut. Mesin printer inkjet atau laser jet yang banyak ditemukan di rumah-rumah atau perkantoran termasuk salah satu jenis mesin digital print.

Yang membedakan mesin digital print yang dipakai di segmen Industri dengan printer laser atau inkjet segmen rumahan adalah salah satunya dalam hal flexibilitas penggunaan material yang akan dicetak. Kalau mesin laser printer di rumah kita dipaksakan untuk cetak sticker vynil maka yang terjadi adalah sticker tersebut mengkerut karena efek panas yang dihasilkan pada saat proses menempelkan tinta ke material. Suhunya bisa mencapai 150 oC. Sebaliknya bila kita paksakan cetak sticker vynil di mesin inkjet rumahan seperti merk Canon, HP atau Epson, maka tintanya akan blobor dan mudah dihapus. Jadi tinta sangat berperan penting di mesin digital print ini. Makanya banyak ditemukan mesin printer rumahan yang di modikasi dengan mengganti tintanya dengan jenis tertentu sehingga bisa mencetak di material seperti Art Paper, Chromo bahkan Vynil/Plastik.

Di Industri Packaging (Flexible Packaging, Label Printer, Corrugated Box), perusahaan yang menggunakan teknologi Digital masih bisa dihitung dengan jari. Bahkan di Indonesia untuk kategori Industri Flexible Packaging, baru ada 3 pabrik yang memiliki mesin cetak digital.  Berbeda dengan Industri di segmen Advertising atau Publishing, di Indonesia sudah cukup banyak pemainnya.

 Hal ini bisa jadi karena memang investasi di mesin digital untuk Industri Packaging terkenal cukup mahal. Belum lagi tuntutan Brand Owner yang selalu membandingkan hasil cetaknya dengan teknik cetak konvensional. Harga juga masih kendala meskipun masih bisa di justifikasi untuk kondisi tertentu.

Ada “entry barrier” yang membuat para owner di Industri Packaging untuk membawa mesin ini ke Indonesia.

Proses cetak digital print

Secara umum yang membedakan proses cetak digital print dengan proses cetak konvensional adalah tidak lagi menggunakan plate sebagai media untuk mentransfer hasil cetakan. Tidak seperti teknik cetak Letterpress, Offset, Flexo, Gravure, semuanya menggunakan plate untuk mentrasfer image ke bahan cetak. Ini yang menjadi salah satu kendala utama bagi teknik cetak konvensional tersebut untuk bermain dengan order dalam jumlah kecil dan jenis varian yang banyak.

 Dilihat dari tinta yang digunakan pada dasarnya ada 3 konsep dasar yang umum digunakan saat ini :

 

  1. Proses cetak dengan konsep dry toner

Konsep dry toner ini sudah sangat awam digunakan di dunia laser printer desktop rumahan. Untuk Industri Packaging pembuat mesinnya tidak terlalu banyak, salah satunya adalah Xeikon.

 

  1. Proses cetak dengan konsep liquid toner

Salah satu merk yang menggunakan liquid toner ini adalah HP yang terkenal dengan merk mesinnya HP Indigo. Kenapa digunakan liquid toner ini karena selain masalah speed yang bisa kencang tapi juga kualitas cetak yang sangat bagus. Sekarang sudah ada pembuat mesin digital print lain yang masuk ke liquid toner ini seperti Oce dan Xeikon.

 

  1. Proses cetak dengan konsep inkjet

Proses cetak inkjet ini pun sudah banyak dan umum digunakan di mesin printer rumahan. Hanya saja untuk penggunaan di dunia Packaging, konsep inkjet ini termasuk masih baru dan sedang naik daun karena ramai dibicarakan di kalangan printer. Apalagi sejak dikenalkannya Printer Ink Jet dari Landa dengan konsep Nanographic Technology nya. Namun saat ini yang umum didevelop Printer Maker adalah inkjet UV Ink. Para pemain seperti Durst, Screen. Gallus senantiasa mencoba untuk melakukan inovasi-inovasi baru dengan mengeluarkan mesin-mesin digital print UV Inkjet yang canggih.. Tidak menutup kemungkinan beberapa tahun kemudian konsep inkjet ini akan bisa berakselerasi dan melampaui kemampuan konsep dry atau liquid toner yang sudah ada sejak awal.

 

Kelebihan Mesin Digital Print

 

  1. Tidak memerlukan plate

 

  1. Set up mesin yang cepat

 

  1. Jumlah minimal order yang kecil.

 

  1. Bisa memproses order dengan jumlah yang sama. Karena biasanya di dunia packaging ada kebijakan +/- 10% untuk toleransi jumlah order.

 

  1. Akurasi Warna

Jika di percetakan konvensional biasanya warna suka bergeser pada saat repeat order sehingga diperlukan yang nama nya standar warna minimal-maximal (toleransi warna) sebagai guidance/kesepakatan antara Brand Owner dan Pabrik. Sebaliknya dengan teknologi digital ini standar warna minimal-maximal sudah tidak diperlukan lagi. Malah akan merepotkan bagi pabrik percetakan jika diminta karena bagian Pre-Press harus men-touch up desainnya dengan beberapa opsi.

Tapi mesin digital ini menuntut perlakukan yang extra terutama dalam hal proses cleaning dan kalibrasi. Harus dilakukan dengan benar dan teratur. Karena jika tidak, maka pergeseran warna akan mudah terjadi.

6. Bisa memperkenalkan produk ke market dengan cepat.

Seperti kita ketahui untuk produk-produk yang akan launching ke market memerlukan waktu development yang lama di Brand Owner. Tapi begitu sudah final, perusahaan packaging akan diburu-buru oleh Brand Owner untuk memproses secepat mungkin. Disinilah keunggulan digital print. Dalam hitungan hari barang sudah bisa jadi.

 

Kekurangan

 

  1. Ada mesin yang masih memilik keterbatasan untuk mencetak di material tertentu. Berbeda dengan mesin digital uv inkjet yang boleh dibilang bisa mencetak hampir di semua material packaging.

 

  1. Untuk inkjet, jarak antara mata inkjet dengan material sangat berpengaruh. Kenapa bisa begitu, karena kalau material cetak terlalu tipis maka jarak tembak tinta menjadi jauh sehingga akan mempengaruhi terbentuknya dot di material. Jadi ketebalan sebuah material juga sangat menentukan kualitas dan konsistensi hasil cetak. Problem ini biasanya diatasi dengan membentuk database material. Setiap material yang berbeda dilakukan finger print dan disimpan dalam database mesin.

Resiko droplet nya tidak terbentuk dengan sempurna termasuk yang paling dikawatirkan karena bisa membuat hasil cetak bergaris atau mis register.

 

  1. Tidak efisien untuk order dengan quantitiy besar

Salah satu kendala yang membuat digital print tidak untuk quantity besar adalah masalah kecepatan dan juga variable cost yang lain yang akan meningkat seiring dengan banyaknya order. Tidak seperti rotogravure semakin panjang ordernya semakin efisien mesin tersebut, dan harga kemasan menjadi lebih murah.

 

  1. Kekuatan Tinta

Ini terkait dengan pemilihan material diatas tadi. Kekuatan tinta untuk digital print belum sebagus yang menggunakan plate. Terkecuali untuk mesin inkjet uv, tanpa harus dilaminating atau di varnish, tinta uv memiliki hasil bonding dan scratch test yang cukup bagus. Untuk segmen umkm sebenarnya tinta UV ini lebih cocok digunakan dibandingkan yang liquid toner.

 

        5. Kendala Warna Spesial

    Mesin digital ini menghasilkan cetakan dengan system warna proses. Untuk mendapatkan warna-warna spesial dengan warna proses memang agak susah, terutama terkait dengan kecerahan tintanya. Hal ini sepertinya disadari oleh pembuat mesin digital dan mulai mengeluarkan mesin digital dengan opsi cylinder di bagian dan belakang atau juga bisa dengan opsi extra tinta spesial. Dengan adanya cylinder dibagian depan dan belakang akan memberikan keleluasaan bagi pabrik untuk mixing tinta special sehingga bisa mendapatkan hasil cetak yang sesuai dengan ekspektasi para Brand Owner.

     

    Trend ke depan

    Trend ke depan teknologi digital ini popularitasnya akan naik terus. Yang susah diprediksi adalah platform yang akan digunakan. Karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.

     

    Yang jelas dengan teknologi digital print ini, perusahaan Industri Packaging memiliki opsi yang terbuka lebar untuk mengantisipasi permintaan pasar yang semakin segmented, jumlah order yang semakin kecil dan terbatas plus proses produksi yang cepat dan tepat waktu. Cuma jangan berharap mendapatkan harga kemasan yang murah dari teknologi digital print. Ini yang menjadi salah satu kendala besar UMKM di Indonesia untuk menggunakan kemasan dengan teknologi digital. Harga kemasannya tidak sebanding dengan harga jual produknya. Makanya saat ini untuk cetak kemasan untuk jumlah kecil 500-1000 pcs buat para umkm masih dikuasai dengan teknik cetak offset.